Rabu, 18 Mei 2011

Rumah Hantu Bekas Orang Belanda yang Dibanta

Rumah Hantu Bekas Orang Belanda yang Dibantai
Waktu aku kelas 3 SMP, aku sering berkumpul dengan teman- teman di gudang sekolah yang sudah tidak terpakai lagi. Tempatnya cukup lebar, tapi sayang tidak ada penerangan karena disana memang tidak ada listrik. Maka aku dan teman- teman hanya berani berkumpul di siang hari, selepas jam pelajaran sekolah usai.
Disuatu hari, saat kita sedang kumpul, aku terburu-buru pulang sampai tidak
menyadari tas sekolah yang tadi pagi dibawa tertinggal digudang itu. Sialnya,
aku baru tahu pas malam hari saat ingin mengerjakan PR. Terpaksa malam itu
juga, sekitar jam 9 aku ke gudang yang jaraknya 1 km dari rumah untuk
mengambil tas ku.
Ketika aku sampai di gudang itu, aku merasa aneh. Terdengar dengan jelas lagu
dengan irama waltz dengan melodi yang membuat bulu kuduk merinding. Aku
buka pintu perlahan aku melihat laki-laki dan perempuan sedang menari waltz.
Luwes, tenang sekali mereka tampaknya. Tapi aku perhatikan dengan seksama
kaki mereka tidak menyentuh tanah. Aku serasa beku, tidak bisa bergerak.
Tiba-tiba pasangan penari itu menuju ke arah ku. Wajah mereka sangat
menyeramkan bertaring tajam, dan baju yang mereka kenakan yang semula aku
kira bermotif merah (baju wanitanya) ternyata adalah merah karena darah.
Tatapan mata mereka seolah mata mereka akan keluar. Wajah mereka penuh
luka, terutama wajah yang wanita, ada luka bakar di pipi sebelah kiri. Mereka
berbicara kepadaku dengan bahasa Belanda yang tidak jelas artinya. Sang laki-
laki seolah mengulurkan tangannya mengajakku berdansa. Dari mulutnya keluar
darah segar menetes, begitu pula dengan pasangan wanitanya itu. Aku tidak
kuat lagi, aku pingsan.
Paginya aku segera terjaga setelah dibangunkan oleh tukang kebun sekolah yang
sudah bangun kalau dini hari. Aku menceritakan hal yang baru saja aku temui.
Ternyata sekolah ini dulunya adalah sebuah ruang pesta untuk orang-oerang
Belanda, Pemilik ruangan ini sangat gemar berdansa Ballroom, tetapi mereka
dibunuh waktu ada sebuah penyerangan oleh penduduk setempat. Semenjak
peristiwa itu kami tidak berani lagi pergi ke gudang. Jika ada keinginan n

Tidak ada komentar:

Posting Komentar